Melupakan hanya akan
memperkuat ingatan. Naaaah, dari sono
aku yakin tak akan ada yang terlupakan dari sebuah kenangan.
Kamu dan aku berada pada dua hati yang sedang menahan rasa. Bertekad untuk saling melupakan, menyapu bersih seluruh puin-puing rasa yang tersisa sekalipun bak setitik debu. Mengucapkan kata terima kasih karena pernah menciptakan pelangi, kemudian menghilang. Sekedar untuk menemukan bahagianya masing masing. J
Kamu dan aku berada pada dua hati yang sedang menahan rasa. Bertekad untuk saling melupakan, menyapu bersih seluruh puin-puing rasa yang tersisa sekalipun bak setitik debu. Mengucapkan kata terima kasih karena pernah menciptakan pelangi, kemudian menghilang. Sekedar untuk menemukan bahagianya masing masing. J
Semuanya mengalir,
berjalan semestinya. Merangkul rindu dalam dekapan hujan. Aku dan kamu memang
sedang merangkai mimpi. Mimpi untuk
menemukan “Kesetiaan” yang tak pernah kita dapati sejalan.
Saat ini aku
merasakan rindu. Bukan dekapanmu, tapi kalimatmu saat mengarahkanku pada
kebaikan mengingatkanku atas khilafku. Sungguh, aku merasa dicintai karena
Allah.
Seketika akupun hampir
lupa…
Kamu milikNya, bukan milik ku sepenuhnya. Aku hampir saja lupa, Allah yang mengatur dengan siapa kita berjodoh. Tapi dalam doaku, aku terus menyebut namamu. Jika Allah tidak mengizinkan dan jika waktu tidak lagi mempertemukan kita, terima kasih telah singgah.
Kamu milikNya, bukan milik ku sepenuhnya. Aku hampir saja lupa, Allah yang mengatur dengan siapa kita berjodoh. Tapi dalam doaku, aku terus menyebut namamu. Jika Allah tidak mengizinkan dan jika waktu tidak lagi mempertemukan kita, terima kasih telah singgah.
Selebihnya biar Allah
yang menulis cerita kita, entah dikertas yang sama ataupun tidak ;)
0 komentar: